Visual Art
The visual arts are art forms that create works which are primarily visual in nature, such as ceramics, drawing, painting, sculpture, architecture, printmaking, modern visual arts (photography, video, and filmmaking), design and crafts. These definitions should not be taken too strictly as many artistic disciplines (performing arts, conceptual art, textile arts) involve aspects of the visual arts as well as arts of other types. Also included within the visual arts are the applied arts such as industrial design, graphic design, fashion design, interior design and decorative art.
About Me
- Hafiz Mohd Nordin
- Creative Designer,Primeworks Studio, Media Prima Berhad / B.A Hons Fineart University Technology MARA,Malaysia
Tuesday, June 30, 2009
Art Exhibition at Cemeti House,Indonesia
Pameran Tunggal Handiwirman Saputra
27 Juni - 18 Juli 2009
Objects, Installation and Paintings
Handiwirman Saputra
Dalam tampak luar" silicon rubber dan cat akrilik, 30 x 30 x 10 cm, 2009
Deklarasi Estetik Ala Handiwirman
(Pameran Seni Rupa karya Handiwirman
27 Juni sampai dengan 15 Juli 2009)
Kurator : Asmudjo Jono Irianto
Mengusung kembali pergulatan artistik karya-karya Handiwirman ke Rumah Seni Cemeti, harus kita mulai dengan meneropong jauh ke belakang, kembali ke pameran tunggalnya bertajuk ‘Broken Heart’ - Desember 2002 lalu. Pagelaran tunggal dengan individualitas yang kuat, menebarkan aura inovatif yang segar, dan menjanjikan kepeloporan statement baru bagi seni rupa ‘object’.
‘Broken Heart’ Handiwirman kala itu merupakan deklarasi estetik, yang telah dengan jitu membongkar ulang pemahaman tradisi kriya, sekaligus menjadi tonggak kepeloporan statement seni rupa ‘object’ dalam wacana seni rupa Indonesia kontemporer.
Satu hal kongkrit yang selalu menonjol pada puluhan ‘object’ Handi kala itu,
adalah estetis.
Rekonstruksi tradisi kriya ala Handi tidak dilakukan dengan mengisi, menghias atau apalagi dengan mengolah dan menerapkan patron. Handi bermain dengan benda sebagai bahan, dan bahan sebagai semacam benda. Handi jelas tidak mendesain / merancang namun menggugat persepsi sosial benda dan bahan. Handi memprovokasi logika materialistik dan fetis. Merusak sekaligus menggandakan utilitas.
Dengan jujur benda-benda itu dikembalikan pada kodrat dasar bahannya, mendekatkan mereka pada proporsi dan intimitas keseimbangan gestur tubuh manusia, membongkar dan mengkonstruksi ulang logika-logika penyejajaran, pemaduan dan pembalikan serta perlawanan.
Dalam perkembangan yang radikal Handi acapkali menutup bahkan menyudahi pergulatan artistik bahan dan kebendaannya dengan mencampakkan ‘permainan’ ini jauh ke belakang, ke dalam jenjang revitalisasi tradisi modernisme : dengan melukis ‘still life’ seluruh permainannya.
Kini, mencermati sekilas, mempergunakan perspektif kesuburan eksplorasi dan ‘perayaan’ senirupa ‘object’, yang lagi getol diikuti bersama oleh puluhan perupa segenerasi, maka kepeloporan Handiwirman dalam deklarasi estetik ‘object’ di sini kabur! ‘Pengikut-pengikut Handi’, ramai-ramai menebarkan aksi produksi/reproduksi masal; dengan menjiplak ulang persepsi sosial kebendaan yang telah ada, ’set back’ kembali menuju semangat mengisi dan menghias belaka!
Industri Massal dengan ‘sovenirisasi’ benda-benda keseharian melalui pengerdilan ukuran-ukuran yang digantung bersama kunci motor, mobil dan handphone bermerk.
Di dalam politik senirupa sebaliknya, yang pernah tampil dengan gagasan menggelembungkan ukuran-ukuran benda tiruan sehari-hari tersebut secara ekstrim, telah dilakukan oleh Claes Olddenburg tahun 1970, perupa Amerika kelahiran Swedia yang terkenal dengan karya ‘public installation’nya.
Karya-karya Handiwirman yang baru, di tengah-tengah seakan-akan arus ‘set back’ gelombang produksi ini digelar di Rumah Seni Cemeti bulan Juni 2009. Rumah Seni Cemeti mengetengahkan Asmudjo Jono Irianto, sebagai analis yang suka-suka mendampingi dan menjadi partner ‘ngobrol’ uji coba pemikiran karya-karya Handiwirman.
Handiwirman, lahir di Bukittinggi Sumatra tahun 1975. Masuk ke pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Kriya ISI Yogyakarta dan aktif menjadi seniman perupa sejak itu.
Nindityo Adipurnomo 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment